Minggu, 01 Maret 2020

Kepesantrenan Shorof Adik Kelas



Jenis-jenis fi’il dari segi mempunyai objek ada 2, yaitu:
1.  Tidak mempunyai objek, disebut fi’il lazim (فعل لازم), yaitu:
مَا لاَ يَتَجَاوَزُ فِعْلُ الْفَاعِلِ اِلىَ الْمَفْعُوْلِ بِهِ بَلْ وَقَعَ فِى نَفْسِهِ
Sesuatu (fi’il) yang pekerjaan si fa’il (pelaku/subjek) tidak kena kepada sasaran tetapi kena kepada diri sendiri. Misalnya:
رَقَدَ artinya tidur
2.  Mempunyai objek, disebut fi’il muta’addi (فعل متعدى), yaitu:
مَا يَتَجَاوَزُ فِعْلُ اْلفَاعِلِ اِلىَ الْمَفْعُوْلِ بِهِ
Sesuatu (fi’il) yang pekerjaan si fa’il (pelaku/subjek) kena kepada sasaran. Misalnya:
كَتَبَ artinya menulis – menulis pelajaran: كتب درسا
Cara menjadikan fiil lazim (فعل لازم) menjadi muta’addi (فعل متعدى) ada 3 cara, yaitu sebagaimana disampaikan oleh shohibul yaqulu:
بالهمز والتضعيف عد ما لازم *** وحرف جر ان ثلاثيا وسم
Dengan hamzah dan tadl’if muta’addikan
Fi’il lazim bisa pula yang menjarkan
1.  Dengan menambahkan hamzah qotho’ yaitu pada bab 1 Tsulasi Mazid warna pertama. Misalnya:
اَكْرَمَ اصله كَرُمَ
كَرُم artinya mulia/agung
اَكْرَمَ artinya memuliakan/mengagungkan
2.  Dengan menambahkan 1 jenis huruf dari ‘ain fi’il yaitu pada bab 2 Tsulasi Mazid warna pertama. Misalnya:
فَرَّحَ اصله فَرِحَ
فَرِحَ artinya senang
فَرَّحَ artinya membuat senang
3.  Dengan menambahkan huruf jar (جار),
رَغِبْتُ فِيْك artinya menyukaimu
رَغِبْتُ عَنْ شَرِّ نَفْسِىْ artinya aku membenci kejelekan diriku sendiri