Jenis-jenis
fi’il dari segi mempunyai objek ada 2, yaitu:
1. Tidak mempunyai
objek, disebut fi’il lazim (فعل لازم), yaitu:
مَا لاَ يَتَجَاوَزُ فِعْلُ الْفَاعِلِ اِلىَ الْمَفْعُوْلِ
بِهِ بَلْ وَقَعَ فِى نَفْسِهِ
Sesuatu
(fi’il) yang pekerjaan si fa’il (pelaku/subjek) tidak kena kepada sasaran
tetapi kena kepada diri sendiri. Misalnya:
رَقَدَ artinya tidur
2. Mempunyai objek,
disebut fi’il muta’addi (فعل متعدى),
yaitu:
مَا يَتَجَاوَزُ فِعْلُ اْلفَاعِلِ اِلىَ الْمَفْعُوْلِ
بِهِ
Sesuatu
(fi’il) yang pekerjaan si fa’il (pelaku/subjek) kena kepada sasaran. Misalnya:
كَتَبَ artinya menulis – menulis pelajaran:
كتب درسا
Cara menjadikan
fiil lazim (فعل لازم)
menjadi muta’addi (فعل متعدى)
ada 3 cara, yaitu sebagaimana disampaikan oleh shohibul yaqulu:
بالهمز والتضعيف
عد ما لازم *** وحرف جر ان ثلاثيا وسم
Dengan hamzah dan
tadl’if muta’addikan
Fi’il lazim bisa pula yang
menjarkan
1. Dengan menambahkan
hamzah qotho’ yaitu pada bab 1 Tsulasi Mazid warna pertama. Misalnya:
اَكْرَمَ اصله كَرُمَ
كَرُم artinya mulia/agung
اَكْرَمَ artinya memuliakan/mengagungkan
2. Dengan
menambahkan 1 jenis huruf dari ‘ain fi’il yaitu pada bab 2 Tsulasi Mazid warna
pertama. Misalnya:
فَرَّحَ اصله فَرِحَ
فَرِحَ artinya senang
فَرَّحَ artinya membuat senang
3. Dengan menambahkan
huruf jar (جار),
رَغِبْتُ فِيْك artinya menyukaimu
رَغِبْتُ عَنْ شَرِّ نَفْسِىْ
artinya aku membenci kejelekan diriku sendiri